Abis blogwalking dan menemukan post yang sangat menarik disana judulnya “To Blog or Not to Blog” di http://skeltzer.wordpress.com/. Dan tiap ganti alenia dalem hati ngomong “Wahh iya.. gue banget” So I just have to write it down..

Sebenernya udah pernah nulis the reason for blogging tapi udah 1,5 tahun punya diary blog ini jadi pengen nambahin.

Kemaren pas buka bersama ex-Trax FM Semarang, Frieska bilang dia baca blog aku, dan mbak Irina nanya “seneng ya suka nulis..”. Hmmm… Ya well, dari jaman mulai bisa nulis aku memang suka nulis apa aja. Aku gak pernah absen punya diary. Dari SD yang cuma buat tuker-tukeran Biodata sama temen (u know, yang nulis nama, alamat, tanggal lahir, cita-cita.. hahaha.. Eeeh jadi inget dulu di diary SD cita-citaku jadi DIREKTRIS T*LKOM dan sekarang aku bekerja disana!! Subhanallah). Pokoknya tiap tahun aku pasti punya satu diary, gitu terus sampe kuliah. Sampe orang-orang kalo ngado ultah aku pasti diary.. hasil aku jualan parcel pas SMA untungnya dibeliin diary (diary yang mahalan biar kece). Waktu kerja karena kenal sama multiply jadi ilang kebiasaan nulis diary, sampe sekarang ke wordpress.

Eniwei aku pernah tanya sama si Papa baca blog aku gak sih, si Papa haahemmhaaheemm aja gak jawab. Padahal kalo dipikir gak mungkin si Papa nggak baca. Orang waktu pacaran aja Papa rutin minta diary aku untuk dibaca. Kadang-kadang ikutan nulis, tapi dikit 😀 Jadi kaya diary bersama. Apalagi waktu sempet pacaran long distance bandung-semarang, si Papa nyuruh aku nulis diary tiap hari, cerita aku ngapain aja, temen-temenku siapa, ntar pas Papa ke Bandung dia baca trus minta dikenalin sama temen-temen baru aku. Pengawasannya sangat ketat sebenernya, hihi love u Pa :-*

But the truth is.. aku ga suka-suka banget nulis sebenernya. Apalagi yang serius-serius, kaya bikin paper, nulis liputan (dulu sempet jadi wartawan junior pas SMP di koran Su*ra Merdeka Semarang) hiii malesnya.. aku sukanya bagian wawancaranya aja. Trus nulis skrip siaran.. ya ampoon males banget.. pengennya ngomong langsung aja gitu, tapi ntar dimarahin program director kalo belepotan. Walau mungkin gak terlalu suka nulis tapi aku suka curhat jadinya nulis diary. Dan aku suka siaran jadi medianya blog.

This is just my space to write whatever I feel like writing when I have the time to sit down and do so.

Walau suka siaran sampe-sampe pas pindah ke bandung pun aku siaran lagi tapi aku gak suka jadi MC. Rasanya beda kan, kalo siaran walo didenger banyak orang tp saat itu aku cuma berhadapan sama partner siaran atau bahkan cuma sama mike kalo single DJ. Kalo ngemsi aku ditonton banyak orang, entah kenapa kurang nyaman aja. Aku banci tampil yang gak suka berhadapan dengan banyak orang. Yess I’m that complicated.

Stelah semedi dan berpikir kenapa aku males ngemsi dan berhadapan dengan banyak orang, mungkin karena aku gak suka di-judge orang lain, nggak nyaman dihakimi orang lain. Walau nggak mungkin ya.. secara manusia kan hakim alami dan gak setiap orang punya kecerdasan emosi (saya contohnya, haha)

Kembali ke masalah tulis menulis..

I’m not writing for anyone other than myself.

Walau jujur kadang karena merasa ‘ditonton’ aku sengaja ‘pamer’ itu memang bakat alami banci tampil. But in a positive way, I call it ‘sharing’. I love to share, lebih karena aku juga pengen banyak tau ini itu.

And check this out, I just have to copy and paste it in here. Let’s pretend that I’m saying these words to you (secara gak mungkin grammar gue sebagus ini, tiap mau nulis in english aku nanya dulu sama @ondeymandey, haha) :

If writing in a blogs helps people to tap into that creative side or helps to relieve some stress or helps to work out some problems, that’s OK. There isn’t a blog police. If you don’t like it, don’t read it. Move on.

And that’s the great thing about the blog format: you can use it to suit your purpose. It’s like anything else that doesn’t require a license. OK, I’m not a professional chef and I’ve never had a book published, but to hell with you if you tell me I can’t cook or I can’t write if I want to.

So maybe you can tell I’m passionate about writing and creating and keeping those skills sharp. I love creating something. I blog because I want to and because I can. I’m not selling anything.

So maybe we shouldn’t judge how people choose to use these tools. That’s what a blog is; it’s a tool. To what end is limitless; we define the result. Use the tool for whatever purpose you please. But let’s not define who can or cannot or should or should not use the tool. If you’re not hurting anyone with how you use the tool, be on your merry way. This is the Internet, for crying out loud.

Ya ehm.. like i said before, gak setiap orang punya kecerdasan emosi dan mengerti bagaimana harus bersikap dan berkata-kata. Karena itu aku bilang bahwa “Dunia maya adalah sekolah mental yang tertinggi” Dan ada banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari ‘sekolah’ ini. Misalnya latihan nyiletin orang yang silet sama aku kesabaran dan mental kuat. Amin amin.

To blog or not to blog–that is the question. Let’s let our bloggers answer that question for themselves.

Entah sampai kapan mau nulis disini. Mungkin suatu hari mood nya udah ilang, kaya tiba2 aku males buka multiply trus pindah ke wordpress, atau bahkan berenti ngeblog dan pindah ke media lain. Who knows, I’m enjoying my time now ^_^