Iseng blogwalking ke blog sahabat, blog nya tampak udah gak di update2 tapi post terakhirnya aku selalu suka baca berulang-ulang. Ijin copy paste disini ya MN :-*
Sebuah dialog imajiner antara dua sahabat wanita
(-) : Ceritakan padaku tentang kriteria suami pilihan
(+) : Rosul sudah mengajarkan empat kriteria, yaitu fisik, keluarga baik-baik, kaya, dan soleh. Tapi kesolehan adalah yang utama
(-) : Tapi itu semua relatif
(+) : Ya memang, kalau menurut pandangan kita, karena sebenarnya tidak ada yang mutlak terbaik, yang ada hanya orang yang terbaik untuk kita, dan Allah Maha Mengetahui hal itu. Apa yang menurut kita baik untuk kita, belum tentu menurut Allah begitu, dan sebaliknya, yang menurut kita baik bisa jadi menurut Allah tidak baik, dan Allah Maha Benar.
(-) : Bagaimana kalau dia tidak tampan?
(+) : Asal dia soleh ….dia akan mengerti bahwa kebersihan sebagian dari iman dan bahwa Allah Yang Maha Indah menyukai keindahan, maka dia akan selalu berusaha menjaga penampilan, bersikap lemah lembut, tersenyum jika engkau menatapnya, dan memakai apa yang engkau sukai.
(-) : Meski pendidikannya di bawahmu?
(+) : Asal dia soleh… dia akan mengerti bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu beberapa tingkat di atas orang-orang yang tidak berilmu, sehingga dia akan terus belajar, membekali dirinya dengan ilmu yang bermanfaat, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dan menggunakannya di jalan Allah.
(-) : Meski kekayaannya di bawahmu?
(+) : Asal dia soleh…. dia akan paham bahwa seorang imam punya kewajiban menafkahi keluarga lahir dan batin, sehingga dia akan bekerja keras mencari nafkah, berusaha memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarganya dari jalan yang halal.
(-) : Meski dia dari keluarga penjahat?
(+) : Asal dia soleh…. dia akan mengetahui yang haq dan yang bathil, dan akan memilih jalan yang diridhoi Allah
(-) : Jadi… asal dia soleh, itu cukup?
(+) : Seharusnya cukup, insya Allah.
PS : Soalnya jadi keinget Papa waktu aku tanya pendapatnya ttg sesuatu hal yang penting buat aku, si Papa bilang pendapatnya begini begitu tapi dia bilang coba kamu tanya sama Allah.. Udah aku tanya sama Allah, mudah-mudahan diberikan yang terbaik, yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan. Yang jelas kalo milih imam keluarga kynya emang udah yang terbaik. Insya Allah 🙂
I LOVE THIS POST!
Agak tertampar juga, hehe soalnya gw dan Pandu masih minim banget tingkat kesolehannya. Gw bole ijin copas lagi ngga ti?
yah apalagi tingkat kesolehan gue met.. yang penting niatnya sih menuju kesana ya.. silahkeun di copas, aku juga copas-an hehe 😉
duhhh mba jadi ga mikir kriteria lagi setelah baca post ini.
iya sih klo dipikir2 kebanyakan kriteria itu malah bikin kita lebih sering ‘disalip’ temen :((
Naah ini yang lagi menentukan jodoh, hayoo hehe.. 😀
izin copas ya mbak..bagus bgt ini…terimakasihh
Hai mba darina slm knl:)
Postingannya bgs,izin copas yaaaaa
Mbaaa ijin copas ke Note fb ku yaaa.. Thx beforeeee..
Cuma pemikiran gw yang iseng pas baca ini jadi timbul pertanyaan juga :
Apakah juga berlaku buat cowok waktu mereka memilih kita sebagai pasangan hidupnya: meski tidak cantik, meski tidak seksi, meski pendidikannya dibawah, meski bibit bebet bobotnya gak terlalu bagus, selama kita sholehah apakah juga cukup buat mereka dalam menentukan kita jadi ibu dari anak-anaknya?
Kalo seharusnya juga udah cukup, berarti Hani emang gak salah udah milih gw…nyehehehe
Salam kenal, ijin copas boleh?:) Makasih
mba darinaaa..baguuss bgtt..boleh yaa ijin copas buat adekku yg belum juga mantep sama pilihannyaa..lohhh malah curcol 😀 thanks mbaaa 🙂
Mbak,bagus banget sama ya aku izin copas mudah2an jd pencerahan
Dan ladang amal dengan mensyiarkan
dalemmm…
ijin copas ya mba darina…
makasi…
bagus banget…izin copas yah… mama ZK.
mbak indah aku juga langsung mikir seperti itu…heheheh *tos*
baguuuuussss banget postingan yang ini, aku juga izin copas yah mbak
ijin copas ya mbak…