Kalo dulu aku bimbang apa perlu aku imunisasi IPD ama Zahra, ternyata baru-baru ini aku baru tau ada yang bimbang mau imunisasi anaknya atau nggak. Dan aku juga baru tau kalau ada sekelompok orang yang menentang pemberian imunisasi.
Jangan buru-buru nuduh aku mau silet ya.. *peace, damai* *nyengir* Justru aku jadi berpikir, apakah tindakan aku kasih imunisasi sudah tepat?
Sebagai orang tua aku juga ngerasa kita harus terbuka dengan informasi apapun. Kalau memang ada bbrp orang mengambil tindakan tersebut mari kita cari alasan-alasannya. Tapi yah karena aku ga banyak waktu dan tenaga, pencarian info hanya dari sekedar brosing aja. Dan itu bisa benar bisa tidak. Jadi kita kembali ke hari nurani masing-masing aja.
Cuma dengan Zahra kena TB Infected sekarang, aku ngga menyesal telah memberikan imunisasi BCG dari bayi. Aku berharap imun itulah yang membuat semacam “tameng” dan mudah2an bgt ga jadi TB Aktif.. tapi kalau memang TB Aktif setidaknya aku udah berusaha semaksimal mungkin yang aku bisa untuk ngga memperparah 😦
Bagaimana cara pencegahan TB? Kalau menurut yang saya yakini dan baca yaitu dengan imunisasi BCG.
Imunisasi dengan vaksin BCG sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit TBC. Vaksin ini akan memberi tubuh kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Vaksin ini hanya perlu diberikan sekali seumur hidup, karena pemberian lebih dari sekali pun tidak berpengaruh. Tetapi imunisasi BCG juga tidak sepenuhnya dapat melindungi manusia dari serangan TBC. Tingkat efektivitas vaksin BCG memang ’hanya’ 70-80 %. Beberapa negara maju menetapkan kebijakan tidak perlu imunisasi BCG, cukup mengawasi dengan ketat kelompok yang beresiko tinggi. Tetapi untuk Indonesia, vaksin ini masih sangat dibutuhkan, mengingat posisi Indonesia yang no 3 di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita TBC terbanyak.
Vaksin BCG akan sangat efektif bila diberikan segera setelah lahir atau paling lambat 2 bulan setelah lahir (dengan catatan selama itu bayi tidak kontak dengan pengidap TB aktif). Meskipun BCG tidak dapat 100% mencegah TBC paru-paru, tetapi pemberian vaksin ini akan melindungi anak dari bentuk-bentuk TBC yang lebih ganas (meningeal TB dan miliary TB). Anak yang sudah diimunisasi BCG, lalu terinfeksi kuman TB, umumnya tidak berkembang menjadi sakit. Kalaupun sampai berkembang menjadi TB aktif, biasanya perkembangbiakan kuman akan terlokalisir di paru-paru saja (pulmonary TB). Selain imunisasi, orangtua juga harus memperhatikan asupan gizi anak. Asupan gizi yang baik ditambah imunisasi BCG, diharapkan cukup ampuh menangkal serangan bakteri TB. Kalaupun anak sampai terinfeksi, dampaknya akan lebih ringan.
sumber : disini
Zahra Kamila.. ASI Eksklusif selama 13 bulan pertama masa hidupnya, Dan menyusui sampe 2,5 tahun. 6 bulan pertama hidupnya nggak pernah sakit sekalipun. Aku ngga bermaksud sombong, tapi memang bener manfaat ASI itu luar biasa. Tapi begitu makanan lain selain ASI masuk setelah 6 bulan? JEDER! Dia kena Flu.. untuk pertama kalinya. Jadi ASI aja cukup? nggak.
Butuh makanan bergizi. Udah pasti. Tiap hari aku kasih buah, minimal 1 apel (kadang dia bahkan makan 2 buah apel karena buah ini kan antioksidannya tinggi). Madu? Noted. Sari Kurma. Udah juga. Cemilan Zahra sehari-hari adalah kismis ama sereal. Begitu dapet chiki2 dari goodie bag ultah langsung aku buang. Ya toh Zahra sakit juga kan 😀 Ya kalo ngga sakit mah bukan manusia hehe..
Jadi ASI dan makanan bergizi, kebersihan lingkungan, madu, habatussauda, delima, zaitun, tin, kismis, dll cukup? Kalau dalam kasus aku ternyata nggak. Jadi setelah aku mencari tau alasan-alasan orang anti-imunisasi aku memutuskan untuk tetap meng-imunisasi anak aku. Cape loh baca-bacain tulisan debat kusir orang 😦 Tapi demi anak kan, kita harus tau yang terbaik.
Tapi rasanya semua jawaban udah aku dapatkan di tulisan @onlyzie disini.
Dan tulisan dari Dr. Agnes Tri Hajaningrum disini.
Tapi in the end, gue gak butuh teori konspirasi. Cukup lihat yang di depan mata aja. Aku punya temen dulu kita belanja bareng di Asemka *ehem, you know who you are* dia kena Hepatitis B. Ibunya dan kakaknya bahkan meninggal dunia karena Hepatitis B. Rasanya teriris banget baca timelinenya yang dia bilang seandainya Ibunya tau kalau rantai Hep B itu bisa diputus dengan imunisasi, mgkn dia dan kakaknya ngga seperti ini 😥 Tapi Alhamdulillah anaknya temenku ini udah dikasih imun Hep B dan bebas Hep B. Bukti nyata ini udah lebih dari cukup buat aku.
Tapi sebagai manusia kan kita harus menghormati keputusan masing-masing. Temen aku ada kok yang ga mengimunisasi anaknya, dan serta merta kasih link yang di buat soal bahaya imunisasi. Tapi ya monggo.. setiap orang tua kan tau yang terbaik untuk anaknya. Tujuan kita sama : supaya anak kita sehat. Jadi aku nggak melihat mana yang benar dan salah, seperti layaknya agamamu agamamu.. agamaku agamaku.. mari kita hidup berdampingan dan saling menghormati.
PS : Maaf ya komennya aku tutup. Aku lagi pusing mikir anak, ngga mau ditambahin pusing jawab2in komen yang potensial debat. Mari kita saling menghargai aja ya..