Gara-gara kemarin di minta si Boss untuk melakukan sedikit riset tentang usia pensiun rata-rata perusahaan swasta di Indonesia, aku jadi mendadak kesambet pengen nulis di blog. Walau hasrat ini sebetulnya muncul juga karena abis baca-baca sedikit blog ini yang ngomongin soal passion dan pekerjaan.

Tapi sebelumnya mau bahas dulu… Ya mamiiiiih.. aku pengen ngumpet di lemari aja deh rasanya baca tulisan aku sendiri. Dulu kok aku blak-blak-an amat yak.. kaya tanpa beban gitu nulis apa aja yang di pikiran aku, tanpa perlu takut ada orang kantor pada baca (misalnya para Boss kantor atau dedek millenial, nanti hancurlah pencitraan soleha aku jadi tante berwibawa karena ketauan alay banget di blog ini). Makanya dulu aku suka “ngumpetin” blog ini dan gak menyebutkan aku kerja dimana. Demi memisahkan kehidupan aku di online dan offline. Tapi sekarang tampak gak mungkin sih, seiring aku juga mulai terbuka untuk tag location dimana aku kerja dan berbagai hashtag yang aku pakai di sosmed yang refer ke kantor. Hahahaha udah di umbar niye ceritanya 😛

Okay lanjut soal pensiun. Baru-baru ini serikat pekerja di kantor aku mengajukan untuk pensiun lebih lama, yaitu di umur 58 tahun. Yang mana ide itu muncul gara-gara PNS juga di undur masa pensiun nya jadi 58 tahun sampai dengan 60 tahun untuk level jabatan tertentu.

Sebelum kita lihat di negara kita, berapa sih rata-rata usia pensiun di dunia? Ternyata kalau Eropa dan Amerika rata-rata 60-65 Tahun.

Tapi kemudian setelah membahas dengan Tante Riska (@rsktania) usia pensiun Eropa dan Amerika juga di tunjang dengan gaya hidup sehat mereka. Rata-rata umur segitu memang masih seger gitu ga sih? (okay ini analisa sotoy haha).

Lalu berapa sih rata-rata usia pensiun di Indonesia?

Kalau liat tabel pensiun di atas, jadi masih masuk akal sebetulnya kalau serikat mengajukan pensiun di perpanjang sampai usia 58 tahun. Karena sebetulnya dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak mengatur kapan saatnya pensiun dan berapa Batas Usia Pensiun (BUP) untuk pekerja sektor swasta.

Penentuan mengenai batas usia pensiun biasanya merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, atau berpedoman pada beberapa UU yang mengatur hak-hak yang berkaitan dengan masa pensiun�, seperti UU Jamsostek, UU mengenai Dana Pensiun atau UU Kepegawaian serta UU mengenai profesi tertentu.

Contohnya pada pasal 14 ayat 1 UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyebutkan bahwa Jaminan Hari Tua (JHT) dibayarkan kepada tenaga yang telah mencapai usia 55 tahun. Ketentuan tersebut merupakan saat timbulnya hak atas JHT yang dapat dianalogikan sebagai saat mencapai batas usia pensiun.

Sama halnya dengan UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun yang menyebutkan bahwa hak atas manfaat pensiun dengan catatan batas usia pensiun normal adalah 55 tahun dan batas usia pensiun wajib maksimum 60 tahun. Lagi-lagi ketentuan tersebut dianalogikan sebagai batas usia pensiun bagi pekerja.

Terus kan aku di minta si Boss untuk riset berapa usia pensiun di perusahaan swasta Indonesia. Awalnya aku google, ga nemu. Terus aku mulai nanya-nanya di tiap WA grup yang aku punya. Lalu di jawab beberapa. Terus dipikir-pikir napa gak nanya aja di instagram yak.. gue kan jadi ga harus japri satu-satu tinggal nerima jawaban aja, hahahaha.. :)) Emang kalau orang males ada aja strategi nya 😛 Makasih ya manteman yang udah bantu jawab. Boss aku tampak cukup puas.

Dan lo tau.. BETAPA SHOCKNYA AKU waktu tau ada Global company di Indo yang TIDAK MENETAPKAN BATAS USIA PENSIUN. Iya bener gak ada. Aku ampe make sure berkali-kali masa iya sih ga ada masa pensiun?? terus kerja seumur idup ampe meninggal juga bisa? Ternyata emang mereka ga ada. Ada umur 70 tahun yang masih bekerja. Pada akhirnya KARYAWAN SENDIRI YANG AKHIRNYA RESIGN karena udah cape. Ya mamiiih 😀

Satu lagi yang menarik, teman aku yang pernah kerja di Micr0soft nggak tau berapa tepatnya usia pensiun disana, karena…. jarang juga yang ampe pensiun kerja disana, hahahaahha, ini sungguh EPIC kalau di bandingkan kantor aku yang minta perpanjang usia pensiun :)) padahal karyawan tetap mereka 60% lho. Tapi memang beda culture kali ya jadi emang tipikalnya karyawannya turn over tinggi.

Jadi inget suatu kali aku ketemu seorang teman di mall, dia kerja di perusahaan swasta. Lalu dia nanya “Darina sekarang kerja dimana?” aku jawab “masih di T**kom” Lalu dia bereaksi : “Wow, masih?” Pastinya dengan gesture “Betah amat?” Hahahaha.. Tapi aku bisa ngerti sih karena culture nya kan beda ya kalau perusahaan swasta. Pasti maks 3-5 tahun udah pengen cabut. Kalau BUMN rata-rata emang orang comfort zone. Di dukung juga dengan lingkungan yang nyaman, fasilitas yang oke dan masuknya juga susah sis…

Tapi nih, aku inget banget speech Direktur HCM aku waktu di acara perpisahan pensiun. Beliau bilang “Kalian jangan sampai pensiun disini, keluar umur 45 Tahun, cari pengalaman di tempat lain” Lalu aku langsung “Wow, bener jugak, ngapain gue lama-lama disini?” tapi lalu ingat cicilan KPR.

Terlepas dari nanti dikabulkan atau tidak pensiun di perpanjang sampai 58 tahun, gak usah mikirin usia pensiun perusahaan deh, coba mikir aja untuk diri sendiri dulu. Jadi para Tante dan Om Millenial kepikir ga untuk pensiun umur berapa? Kalau target pensiun dini harus atur ulang lagi dong ya financial planningnya? Kalau memang terpikir pensiun dini demi hobby, keluarga atau passion misalnya, apa saja yang harus dipersiapkan?

…. bersambung…..

…….itu juga kalau ada sambungannya…….